BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lingkungan
hidup, menurut UU No. 23 tahun 1997, didefenisikan sebagai kesatuan ruang
dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan
perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan
manusia serta makhluk hidup. Pada dasarnya lingkungan hidup dikenal sebagai
tempat dimana semua makhluk hidup tinggal dan melakukan kehidupannya
sehari-hari.
Di saat sekarang ini masyarakat sudah tidak peduli lagi terhadap lingkungan hidup tempat mereka tinggal. Hal ini telihat dari semakin sedikitnya masyarakat yang peduli terhadap kelestarian lingkungan. Banyak masyarakat yang merusak lingkungan atau mengeksploitasi lingkungan secara berlebihan. Hal ini menyebabkan terjadinya perubahan lingkungan.
Selain itu, kegiatan manusia dalam melakukan pekerjaannya juga menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan. Banyak polutan yang menyebabkan lingkungan menjadi tercemar dan kotor. Hal ini juga terjadi di lungkangan sekitar tempat tinggal penulis.
Berdasarkan kondisi dan keadaan di lingkungan tersebut,
penulis menyusun karya tulis ini agar dapat memberikan informasi mengenai
keadaan lingkungan sekitar penulis yang sudah banyak tercemar akibat kegiatan
masyarakat sekitar.
1.2 Batasan Masalah
Didalam pembuatan karya tulis ini penulis akan membahas mengenai defenisi
lingkungan hidup dan jenis – jenis zat yang mengakibatkan pencemaran
lingkungan. Penulis akan membahas mengenai beberapa masalah, yaitu :
a. Lingkungan hidup dan perubahannya
b. Faktor penyebab perubahan lingkungan hidup
c. Pencemaran lingkungan hidup dan zat pencemarnya.
1.3
Tujuan Penulisan
Berdasarka latar belakang yang menjadi alasan
penulis membuat karya ilmiah ini, penulis membuat karya ilmiah ini dengan
tujuan untuk :
a. Memberi tahukan kepada pembaca mengenai kerusakan lingkungan yang terjadi
di lingkungan sekitar tempat tinggal penulis.
b. Dapat mengajak pembaca untuk mengurangi kebiasaan membuang sampah
sembarangan dan menyebabkan pencemaran lingkungan.
c. Untuk melengkapi tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia
1.4 Metode Penelitian
Dalam membuat karya ilmiah ini, penulis mengunakan metode studi pustaka.
Penulis mempelajari beberapa buku referensi yang sesuai dengan permasalahan
yang penulis bahas dalam karya ilmiah ini.
Penulis juga mengunakan
metode penelitian,yakni penulis meninjau lokasi tempat pencemaran yang ada di
lingkungan penulis.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Lingkungan Hidup
dan Perubahannya.
Lingkungan hidup, menurut UU No. 23 tahun 1997, didefenisikan sebagai kesatuan
ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia
dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan
manusia serta makhluk hidup. Dalam pengelolaan lingkungan hidup, manusia
mempunyai peran yang sangat penting, karena pengelolaan lingkungan hidup pada
akhirnya ditujukan untuk keberlangsungan kehidupan manusia di muka bumi ini.
Istilah lingkungan hidup pertama kali dimunculkan oleh Ernst Haeckel pada tahun
1886, yang menunjuk kepada keseluruhan organism atau pola hebungan antar
organism dan lingkungannya. Ekologi adalah cabang dari ilmu Biologi yang
mempelajari mengenai lingkungan hidup (Ekosistem) atau planet bumi ini secara
keseluruhan. Lingkungan hidup mempunyai fungsi yang sangat penting, yaitu
sebagai tempat kediaman dan sebagai sumber kehidupan.
Ekosistem adalah tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan kesatuan utuh
menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam bentuk keseimbangan, stabilitas, dan
produktivitas lingkungan. Peranan ekosistem diantaranya :
a. Pemurnian udara dan
air
b. Pengurangan kekeringan
dan banjir
c. Pembentukan dan pemeliharaan
kesuburan tanah
d. Detoksifikasi (penetralan racun) dan dekomposisi (penguraian sampah)
e. Penyerbukan tanaman
perkebunan dan vegetasi alami
f. Penyebaran benih
g. Siklus dan pergerakan
nutrien
h. Pengendalian mayoritas
hama agrikultur
potensial secara luas
i. Pemeliharaan
biodiversitas
j. Perlindungan pantai dari erosi oleh ombak
k. Perlindungan dari sinar ultraviolet matahari yang berbahaya
l. Stabilitas iklim
parsial
m. Pengendalian cuaca yang
ekstrim dan dampaknya
Pembangunan yang dilakukan saat ini bertujuan untuk mencukupi
kebutuhan manusia. Pembangunan diutamakan untuk “pertumbuhan ekonomi” yang
tidak ramah lingkungan. Semuanya itu menyebabkan pencemaran dan kerusakan
lingkungan hidup. Pengaruh terhadap lingkungan sebagai akibat pengurasan dan
pemborosan sumber daya alam serta pencemaran lingkungan di antaranya adalah :
1. Peningkatan pencemaran
limbah B3 (bahan buangan barbahaya beracun)
2. Peningkatan hujan asam
3. Penipisan gas O3
(lapisan ozon) di atmosfir yang merupakan pelindung bumi dari berbagai sinar
kosmis yang membahayakan kesehatan.
4. Peningkatan gas-gas
rumah kaca seperti CO2, CH4, CPC, dan N2O
5. Pemanasan global
6. Punahnya hutan tropis
dengan laju kepunahan 100.000 km2/tahun
7. Degradasi
keanekaragaman hayati bumi
8. Penyusutan tanah subur
dan peningkatan tanah kritis
9. Krisis air bersih
Dengan kondisi seperti ini, lingkungan hidup perlu diatur dan dikelola dengan
baik sehingga dapat memberikan manfaat yang optimal, mencukupi kebutuhan hidup
generasi saat ini tanpa harus mengurangi kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan
hidup generasi yang akan datang. Saat ini, telah dikembangkan berbagai macam
cara untuk melestarikan lingkungan hidup. Seperti pengolahan sampah dan
pemakaian sumber energi alternatif.
B. Faktor penyebab
perubahan lingkungan hidup.
1. Perubahan lingkungan
akibat aktivitas manusia.
1) Pencemaran lingkungan
2) Penebangan hutan
3) Pembangunan
4) Penggunaan pestisida
2. Perubahan lingkungan
akibat faktor alam
a. Banjir
b. Gempa bumi
c. Gunung meletus
C. Pencemaran
Lingkungan Hidup
1.
Pencemaran
Dalam UU no. 4/1992 diperbarui dengan UU no. 23/997 tentang pengelolaan
lingkungan hidup didefenisikan sebagai masuknya makhluk hidup, zat, energi,
dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan dan/atau berubahnya tatanan
lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas
lingkungan turun sampai tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan turun
sampai tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak
dapat berfungsi sesuai dengan peruntukkannya. Dengan demikian bahan yang
diintroduksi ke lingkungan adalah pencemar atau polutan.
2.
Jenis – Jenis Pencemaran.
a) Pencemaran Udara
Udara di alam tidak pernah benar-benar bebas pencemar sama sekali karena
berbagai kegiatan alami seperti kegiatan vulkanik, pembusukan sampah, dan
pembakaran hutan menghasilkan gas SO2, H2S, dan CO sebagai produk
sampingnya. Di samping itu partikel bisa tersebar melalui angin dan kegiatan
vulkanik. Kegiatan lain yang dapat meningkatkkan pencemar di udara adalah
kegiatan manusia. Sumber pencemar udara primer adalah CO, Nox, Hidrokarbon
(HC), Sox, dan partikel. Sumber utama pencemar udara berasal dari
transportasi yang menyumbang hampir 60% CO dan 15% HC.
Polutan
pencemaran udara yaitu :
1) Karbon Dioksida (CO2).
Karbon
dioksida dihasilkan dari pemakaian bahan bakar fosil (minyak bumi atau
batubara), pembakaran gas alam dan hutan, respirasi, dan pembusukan.
2) Sulfur Dioksida (SO2)
dan Nitrogen Monoksida (NO).
Berasal
dari pemakaian bahan bakar fosil (minyak bumi atau batubara), misalnya gas
buangan kendaraan.
3) Karbon Monoksida (CO).
Berasal
dari pemakaian bahan bakar fosil (minyak bumi atau batubara) dan gas buangan
kendaraan bermotor yang pembakarannya tidak sempurna. Selain itu, CO juga bisa
berasal dari pembakaran sampah dan industri.
4) Kloro fluoro karbon
(CFC).
Berasal
dari pendingin ruangan, lemari es, dan perlengkapan yang menggunakan penyemprot
aerosol.
5) Dioksin.
Dioksin
terdiri dari 210 senyawa yang termasuk golongan polychlorinated
dibenzo-p-dioksin (PCDD) dan polychlorinated dibenzofuran (PCDF). Dioksin
bersifat karsinogenik (bahan yang diduga penyebab kanker) kuat dan menyebabkan
perubahan system hormon, pertumbuhan abnormal, mengganggu janin, menurunkan
kapasitas reproduksi, dan penghambatan system kekebalan tubuh.
Sumber
dioksin adalah pembakaran bahan bakar biomassa, limbah pertanian, dan sampah.
Pembentukan dioksin terjadi saat pembakaran bahan yang mengandung khlor seperti
limbah tumbuhan, banyak jenis kertas, dan berbagai jenis plastic, juga bensin
bertimbal yang mengandung khlor. Penyebaran dioksin
dapat melalui udara lalu mengendap di permukaan tanah, bangunan, air, daun, dan
lain-lain.
6) Nitrogen Oksida(NO).
Sumber NO
terbanyak dilepaskan dari hasil kegiatan bakteri dalam bentuk NO namun tidak
menyebabkan masalah karena tersebar secara merata. Sumber lain yang bermasalah
yaitu yang berasal dari kegiatan manusia seperti pembakaran arang, minyak gas
alam dan bensin/transportasi karena dapat menumpuk di suatu lokasi tertentu
dalam jumlah yang cukup besar. gas NO dapat menyebabkan kerusakan pada tanaman,
seperti munculnya bintik pada daun, nekrosis, sampai menghambat kecepatan pada
fotosintesis. Selain itu, NO dapat menyebabkan paralisis system saraf pada
hewan.
7) Hidrokarbon (HC) dan
Oksidan Fotokimia.
Hidrokarbon
dihasilkan dari kegiatan manusia dengan sumber utama transportasi (sekitar
50%), pembakaran gas, minyak, arang an kayu, proses industri, pembuangan
sampah, kebakaran hutan dan sebagainya. Bahaya polutan HC berasal dari hasil
reaksi fotokimia yang melibatkan sinar matahari dan siklus fotolitik NO. dampak
HC dan oksida fotokimia terhadap tumbuhan beragam seperti nekrosis, daun muda
rusak, menghambat pertumbuhan, dan bagian-bagian bunga mati. Sedangkan dampak
terhadap manusia meliputi iritasi mukosa dan mata, gangguan sistem pernapasan
serta hilangnya koordinasi tubuh.
8) Timbal (Pb).
Gas Pb
dihasilkan dari pembakaran zat aditif bensin. Sumber lain partikel Pb adalah
pabrik alkil Pb dan Pb oksida dan pembakaran arang.
9) Sulfur Oksida (SO).
Berasal
dari aktifitas vulkanik an aktifitas manusia seperti pembakaran arang, minyak,
dan gas. Sumber lainnya yaitu proses industri seperti pemurnian petroleum,
industry H2SO4, dan peleburan baja. dampak sulfur
terhadap tanaman menyebabkan warna daun memucat, kering, dan mati sedangkan
dampak kronis menyebabkan daun kuning karena pembentukan klorofil terhalang.
Pengaruh terhadap manusia menyebabkan iritasi pada sistem respirasi dan
merupakan polutan yang berbahaya untuk orang tua dan penderita kronis system
pernapasan dan kardiovaskuler.
10) Partikel.
Polutan
jenis ini berada di udara dalam jumlah cukup tinggi terutama di kota. Sumbernya berasal
dari kegiatan vulksnik sedangkan sumber utama dari kegiatan manusia berasal
dari pembakaran diikuti industri seperti peleburan baja. Partikel mengganggu
proses fotosintesis karena kerak yang terbentuk dari campuran partikel dan uap
air di daun yang tidak tercuci dengan air hujan.
11) Pengaruh rumah kaca.
Rumah kaca
dapat menyebabkan terjadinya pemanasan global, yaitu naiknya suhu bumi akibat
meningkatnya gas rumah kaca dan menyebabkan kandungan energi meningkat
mendorong terjadinya perubahan iklim antara lain frekuensi dan intensitas badai
dan peristiwa ekstrim lainnya.
b) Pencemaran Air
Sumber
pencemaran air meliputi sebagai berikut :
1) Padatan
Polutan
dalam bentuk padatan terbagi ke dalam padatan terendapkan (sedimen),
tersuspensi, dan koloid,terlarut, lemak, dan minyak. Sedimen adalah padatan
yang langsung mengendap jika air didiamkan beberapa saat karena ukurannya
relatif besar. sedimen merupakan padatan yang umum ditemukan dalam air
permukaan akibat erosi. Padatan menyebabkan air sungai menjadi keruh, tidak
terlarut, dan tidak dapat mengendap langsung kecuali ada gangguan kesetimbangan
menyebabkan terjadinya penggumpalan dan pengendapan.
2) Limbah Pertanian.
Kegiatan
pengolahan tanah (menyebabkan sedimentasi), pemupukan, dan pemberantasan hama merupakan kegiatan
yang menjadi sumber terlepasnya limbah pertanian ke perairan karena biasanya
tidak semua pupuk dan pestisida yang terpakai. Pupuk yang kaya unsure hara akan
menyebabkan terjadinya eutrofikasi dan kerusakan ekosistem. Beberapa polutan
yang biasa dipakai pada pertanian :
- Obat insektisida, bisa
mematikan biota air.
- Pupuk, menyebabkan eutrofikasi, yakni suatu kondisi
yang mengakibatkan kurangnya oksigen dan mendorong terjadinya kehidupan
organism anaerob.
3) Limbah Rumah Tangga.
- Bahan organik, menyebabkan biota air mati.
- Bahan anorganik, menyebabkan banjir.
- Bahan biologis,
menyebabkan timbulnya penyakit.
4) Limbah Industri.
Limbah
industri meliputi bahan organik dan bahan anorganik.
5) Mikroorganisme
Mikroorganisme
di dalam air berasal dari udara, tanah, sampah, lumpur, tanaman/hewan hidup dan
mati, serta bahan organik lainnya. Lama tidaknya mikroorganisme di dalam air
tergantung kecocokan kondisi air dengan syarat hidupnya. Air bisa menjadi media
bagi penyebaran penyakit patogen yang berbahaya. Jumlah dan jenis
mikroorganisme tergantung pada sumbeer air, komponen nutrient dalam air, bahan toksik,
organism air, dan factor fisik.
6) Logam Berat.
Logam
berat yang sering menjadi polutan di perairan adalah Hg, Pb, As, Cd, Cr, dan
Ni. Merkuri secara alami banyak ditemukan dalam bentuk tergabung dengan bahan
lain dan tersebar di karang, tanah, udara, dan air serta organism melalui
proses fisik, kimia, dan biologi yang kompleks.
7) Penangkapan Ikan
dengan Menggunakan racun.
Penangkapan
ikan dengan menggunakan bahan beracun (seperti potassium), selain dapat
mencemari air, juga bisa membunuh anakan ikan atau bibit ikan yang masih kecil,
dan organism lainnya yang berada di lingkungan air tersebut.
c) Pencemaran Tanah.
Jenis
polutan tanah yaitu :
1) Senyawa Xenobiotik Organik.
Senyawa ini ditemukan dalam tanah dan
beberapa diketahui bersifat karsinogenik (penyebab kanker), teragenik, dan atau
mutagenic(penyebab mutasi). Senyawa ini masuk kedalam lingkungan alami secara
langsung dari penggunaan pestisida atau kebocoran karena kecelakaan atau secara
tidak langsung melalui pembuangan limbah yang tidak tepat menghasilkan polusi
dalam bentuk emisi gas, kontaminasi air larian, atau cairan yang dihasilkan
dari pengomposan.
2) Nitrat dan Fosfat.
Nitrat dan fosfat dibuang ke perairan dalam bentuk limbah
rumah tangga, limbah industri, air larian dari kota dan desa, dan limbah
pertanian. Dampak yang mungkin terjadi akibat adanya nitrogen dalam tanah
adalah kondisi terlewat subur, pencemaran pada sumber air minum yang berpotensi
menyebabkan kanker.
3) Sulfur dan Nitrogen Oksida.
4) Logam.
Biotransfer logam toksik dari tanah yang terkontaminasi
terhadap tumbuhan yang akhirnya dikonsumsi manusia dan hewan domestik lainnya.
Logam bisa berada dalam bentuk bagian dari mineral tanah, senyawa yang
terndapkan, diserap dalam pertukaran organik dan anorganik pada permukaan,
organic terlarut dalam larutan tanah, dan dalam tubuh biota.
5)
Pencemar lainnya.
Sumber
pencemar tanah lainnya adalah feses, menyebabkan penyakit cacing meningkat.
Pencemar tanah yang lainnya adalah timbale (Pb) dari bensin sehingga
transportasi menjadi sumber pencemar terpenting.
BAB III
PENUTUP
3.1
Simpulan
Berdasarkan pembahasan di atas
dapat disimpulkan bahwa kondisi lingkungan di sekitar tempat tinggal kita sudah
banyak tercemar oleh kegiatan masyarakat sehari-hari.
Lingkungan hidup adalah tempat
tinggal semua makhluk hidup, baik manusia, hewan, ataupun tumbuhan. Saat ini
terjadi perubahan lingkungan yang disebabkan oleh :
a. Aktivitas manusia
b. perubahan kondisi alam.
Di lingkungan tempat tinggal penulis dan juga lingkungan sekolah penulis banyak
terjadi pencemaran lingkungan. Kebanyakan akibat pembuangan sampah secara
sembarangan oleh masyarakat. Pencemaran yang terjadi yaitu pencemaran tanah,
pencemaran air, dan pencemaran udara.
Adapun bahan – bahan yang banyak mencemari lingkungan di antaranya :
1. Sampah dari kegiatan rumah tangga.
2. Limbah Industri yang tidak di olah sebelum dibuang.
3. Limbah pertanian akibat pemakaian yang tidak sesuai
aturan.
3.2 Saran
Setelah mengetahui kondisi
lingkungan sekitar tempat tinggal penulis, hendaknya pembaca yang juga tinggal
di lingkungan yang sama dengan penulis tergerak hatinya untuk melestarikan
lingkungan dan tidak membuang sampah secara sembarangan. Karena lingkungan ini
adalah lingkungan kita yang penting untuk dijaga kelestariannya untuk
meningkatkan kualitas hidup kita.
Cara Membuat Makalah / Karya Ilmiah
SISTIMATIKA
I.
Bagian Awal
a.
Lembar Judul
b.
Kata Pengantarc.
c.
Daftar Isi
d.
Daftar Lampiran
Bagian Isi
BAB. I PENDAHULUAN
a.
Latar Belakang
b.
Perumusan masalah
c.
Tujuan dan manfaat Penulisan
BAB. II PEMBAHASAN
BAB. III PENUTUP
a.
Kesimpulan
b.
Saran
Daftar Puetaka
Sistematika Karya Ilmiah adalah cara
penysunan dan penulisan suatu Karya Ilmiah dengan baik dan benar atau bisa
disebut juga dengan penulisan dan penyususunan yang sesuai dengan aturan.
Berikut contoh dan penjelasan dari beberapa jenis karangan ilmiah.
1.
Bagian Awal
Pada bagian awal
makalah terdiri dari beberapa unsur sebagai berikut :
a) Lembar judul/ Sampul
Di bagian ini dituliskan judul makalah, maksud makalah, nama penyusun, nama fakultas
dan perguruan tinggi, seta tahun ajaran.
b) Kata pengantar
Kata
Pengantar adalah kata-kata penulis yang berisi ucapan syukur dan terimakasih
kepada semua pihak yang telah membatu dalam penyusunan karya tulis ilmiah.
c) Daftar isi
Bagian ini berisi gambaran garis besar beserta poin-poin penting dari isi
makalah yang disusun, dengan demikan pembaca akan lebih mudah memahami isi dari
makalah yang disusun.
d) Daftar lampiran (jika ada)
Berisi informasi tambahan dari makalah yang kita susun, lampiran ini
tidak harus mutlak ada dalam suatu makalah, hanya di tampilkan jika memang
harus ada data yang ditampilkan. Bentuk lampiran yang bisa di tampilkan bisa
berupa tabel data ataupun sebuah gambar yang menambah keterangan tertentu pda
sebuah makalah.
2. Bagian Isi
a) Pendahuluan
Pada bagian ini dikemukakan
b. latar belakang (mengapa topik tersebut perlu
ditulis),
c. rumusan masalah,
d. tujuan
dan manfaat tulisan anda bagi pembaca.
Pada bagian ini di tonjolkan bagian kajian
teoritis mengenai beberapa masalah yang melatarbelakangi terjadinya penyusunan
makalah tersebut. Namun paparan yang ditampikan tidak bersifat pribadi. Paparan
teori tersebut harus berdasar teori yang sudah ada atau sudah diketahui oleh
kalangan umum, dan diharapkan apa yang di paparkan akan membawa dan mengatarkan
pembaca pada topik yang akan di bahas.
b) Pembahasan / Analisis
Bahasan
dan analisis adalah murni bahasa dari Anda. Segala bentuk sumber / referensi
wajib dicantumkan pada dua bagian makalah, yaitu: bagian yang dikutip di bab
Pembahasan, dan bab Daftar Referensi
3. Bagian
Penutup
Bagian ini biasanya
berupa saran dan kesimpulan. Dan
penulisannya berdasar pada Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).
a) Simpulan dan Saran
Bagian ini mencakup
simpulan, serta saran, dan mengungkapkan secara jelas kepada siapa saran
tersebut ditujukan.
d. Daftar Referensi
Bagian ini memuat
sumber referensi untuk penulisan makalah, baik dari buku, majalah, artikel
ilmiah, dan website.
Karya ilmiah adalah
laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau
pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi
kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat
keilmuan.(sumber :wikipedia)
Manfaat Penyusunan Karya Ilmiah bagi penulis :
- Melatih untuk mengembangkan keterampilan membaca yang efektif;
- Melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber;
- Mengenalkan dengan kegiatan kepustakaan;
- Meningkatkan pengorganisasian fakta/data secara jelas dan sistematis;
- Memperoleh kepuasan intelektual;
- Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan.
Sikap ilmiah bagi penulis adalah :
- sikap ingin tahu bertanya mengapa, apa, dan bagaimana;
- sikap kritis mencari informasi sebanyak mungkin;
- sikap terbuka menerima pendapat orang lain;
- sikap objektif menyatakan apa adanya;
- sikap menghargai orang lain mengutip karangan orang lain dengan mencantumkan nama pengarang;
- sikap berani mempertahankan hasil penelitian;
- sikap futuristik mengembangkan ilmu pengetahuan lebih jauh.
Karakteristik Karya ilmiah
1. Mengacu kepada teori
Artinya karangan ilmiah wajib memiliki teori yang dijadikan sebagai
landasan berpikir / kerangka pemikiran / acuan dalam pembahasan
masalah.
Fungsi teori :
- Tolak ukur pembahasan dan penjawaban persoalan
- Dijadikan data sekunder / data penunjang ( data utama ; fakta )
- Digunakan untuk menjelaskan, menerangkan, mengekspos dan mendeskripsikan suatu gejala
- Digunakan untuk mendukung dan memperkuat pendapat penulis.
2. Berdasarkan fakta
Artinya setiap informasi dalam kerangka ilmiah selalu apa adanya,sebenarnya dan konkret.
3. Logis
Artinya setiap keterangna dalam kerangka ilmiah selalu dapat ditelusuri, diselidiki dan diusut alasan-alasannya, rasional dan dapat diterima akal.
4. Objektif
Artinya dalam kerangka ilmiah semua keterangan yang diungkapkan tidak pernah subjektif, senantiasa faktual dan apa adanya, serta tidak diintervensi oleh kepentingan baik pribadi maupun golongan.
5. Sistematis
Baik penulisan / penyajian maupun pembahasan dalam karangan ilmiah disajikan secara rutin, teratur, kronologis, sesuai dengan prosedur dan sistem yang berlaku, terurut, dan tertib.
6. Sahih / Valid
Artinya baik bentuk maupun isi karangan ilmiah sudah sah dan benar menurut aturan ilmiah yang berlaku.
7. Jelas
Artinya setiap informasi dalam karangan ilmiah diungkapkan sejernih-jernihnya, gamblang, dan sejelas-jelasnya sehingga tidak
menimbulkan pertanyaan dan keraguan-raguan dalam benak pembaca.
8. Seksama
Baik penyajian maupun pembahasan dalam karangan ilmiah dilakukan secara cermat, teliti, dan penuh kehati-hatian agar tidak mengandung kesalahan betapa pun kecilnya.
9. Tuntas
Pembahasan dalam karangan ilmiah harus sampai ke akar-akarnya.Jadi, supaya karangan tuntas, pokok masalah harus dibatasi tidak boleh terlalu luas.
10. Bahasanya Baku
Bahasa dalam kerangka ilmiah harus baku artinya harus sesuai dengan bahasa yamg dijadikan tolak ukur / standar bagi betul tidaknya penggunaan bahasa.
11. Penulisan sesuai dengan aturan standar (nasional / internasional)
Akan tetapi, tata cara penulisan laporan penelitian yang berlaku di lembaga tempat penulis bernaung tetap harus diperhatikan.
PERSYARATAN MENULIS KARYA ILMIAH
Artinya setiap informasi dalam kerangka ilmiah selalu apa adanya,sebenarnya dan konkret.
3. Logis
Artinya setiap keterangna dalam kerangka ilmiah selalu dapat ditelusuri, diselidiki dan diusut alasan-alasannya, rasional dan dapat diterima akal.
4. Objektif
Artinya dalam kerangka ilmiah semua keterangan yang diungkapkan tidak pernah subjektif, senantiasa faktual dan apa adanya, serta tidak diintervensi oleh kepentingan baik pribadi maupun golongan.
5. Sistematis
Baik penulisan / penyajian maupun pembahasan dalam karangan ilmiah disajikan secara rutin, teratur, kronologis, sesuai dengan prosedur dan sistem yang berlaku, terurut, dan tertib.
6. Sahih / Valid
Artinya baik bentuk maupun isi karangan ilmiah sudah sah dan benar menurut aturan ilmiah yang berlaku.
7. Jelas
Artinya setiap informasi dalam karangan ilmiah diungkapkan sejernih-jernihnya, gamblang, dan sejelas-jelasnya sehingga tidak
menimbulkan pertanyaan dan keraguan-raguan dalam benak pembaca.
8. Seksama
Baik penyajian maupun pembahasan dalam karangan ilmiah dilakukan secara cermat, teliti, dan penuh kehati-hatian agar tidak mengandung kesalahan betapa pun kecilnya.
9. Tuntas
Pembahasan dalam karangan ilmiah harus sampai ke akar-akarnya.Jadi, supaya karangan tuntas, pokok masalah harus dibatasi tidak boleh terlalu luas.
10. Bahasanya Baku
Bahasa dalam kerangka ilmiah harus baku artinya harus sesuai dengan bahasa yamg dijadikan tolak ukur / standar bagi betul tidaknya penggunaan bahasa.
11. Penulisan sesuai dengan aturan standar (nasional / internasional)
Akan tetapi, tata cara penulisan laporan penelitian yang berlaku di lembaga tempat penulis bernaung tetap harus diperhatikan.
PERSYARATAN MENULIS KARYA ILMIAH
- Menguasi teori ;
- Memiliki pengalaman
- Bersifat terbuka
- Bersifat objektif
- Memiliki kemampuan berbahasa
Langkah-Langkah Penulisan Karya Ilmiah
a. Pemilihan Topik
Cara memilih topik yang baik dalam karya ilmiah adalah sebagai
berikut:
- topik itu sudah dikuasai;
- topik itu paling menarik perhatian;
- topik itu ruang lingkupnya terbatas;
- data itu objektif;
- memiliki prinsip-prinsip ilmiah (ada landasan teori atau teori-teori sebelumnya;
- memiliki sumber acuan.
b. Penentuan Judul
Cara menulis judul adalah dengan menentukan kerangka karangan
dengan pembatasan topik.
Contoh:
- Topik : Pendidikan
- Masalah apa : Motivasi
- Mengapa : Sistem
- Di mana : MAN Tambakberas
- Waktu : tiga bulan
- Kajian : praktik/penerapan
Catatan : Syarat judul yang baik adalah sebagai berikut:
1. harus bebentuk frasa,
2. tanpa ada singkatan atau akronim,
3. awal kata harus huruf kapital kecuali preposisi dan konjungsi,
4. tanpa tanda baca di akhir judul karangan,
5. menarik perhatian,
6. logis, dan
7. sesuai dengan isi.
Penulisan Kerangka karangan
Kerangka karangan adalah pengelompokan dan pengamatan jenis fakta dan sifatnya menjadi kesatuan yang bertautan.
c. Pengumpulan Data
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pengumpulan data
adalah sebagai berikut:
- mencari informasi/data dari kepustakaan;
- menyusun daftar angket;
- melakukan wawancara;
- melakukan pengamatan di lapangan;
- melakukan percobaan di laboratorium.
Penyusunan Data
Penyusunan data dapat diartikan menyeleksi, mengolah, dan menganalisis data dengan menggunakan teknik-teknik atau metode yang telah ditentukan.
Pengetikan
Setelah data disusun lalu diadakan pengetikan data (penelitian).
Pemeriksaan
Pemeriksaan data (penelitian) dapat dilakukan melalui tahapan penerapan bahasa berikut:
1. penyusunan paragraf,
2. penerapan kalimat baku,
3.penerapan diksi/pilihan kata, dan
4. penerapan EYD.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar